PENGELOLAAN KELAS

pengelolaan kelasBanyak strategi dan tindakan guru yang dimaksudkan sebagai pengajaran efektif berlangsung secara simultan, tetapi dengan diam-diam, untuk mengurangi perilaku menyimpang. Beberapa tindakan guru secara khusus bersifat pengajaran, yang lain secara khusus pendisiplinan. Di antara kedua ekstrem ini adalah daerah tumpang-tindih yang dikenal sebagai pengelolaan kelas. Strategi pencegahan dan pengelolaan, seperti menyatakan harapan secara jelas dan menentukan rutinitas kelas yang efisien berada dalam daerah ini. Strategi ini dialamatkan sebagai hal yang berkaitan dengan suasana kelas.

Berikut adalah beberapa prinsip  mengenai pengelolaan kelas yang selayaknya perlu mendapat perhatian:

  1. Tugas pengelolaan kelas guru pertama-tama adalah tugas untuk menetapkan dan menegakkan sistem kerja untuk kelas, lebih daripada memeriksa dan menghukum perilaku menyimpang, meremediasi perilaku melanggar aturan, atau memaksimalkan janji siswa individual.
  2. Aturan, prosedur, rutinitas, dan larangan semuanya mempunyai peran untuk menopang tata tertib kelas, tetapi itu hanyalah tambahan terhadap apa yang guru kerjakan untuk menspesifikasi dan memainkan program tindakan.
  3. Dalam situasi di mana siswa-siswa kekurangan baik kecenderungan dan kemampuan untuk mengikuti tuntutan utama guru, atau guru kekurangan keterampilan mengemudikan program tindakan, tata tertib sering kali adalah sebuah perjuangan yang berkepanjangan.
  4. Adalah sulit dan secara potensial menyimpang untuk mempelajari proses pengelolaan kelas tanpa perhatian ke kurikulum, atau untuk mendesain kurikulum tanpa perhatian ke proses kelas.
  5. Penggunaan aktivitas yang familiar seperti hafalan dan kerja duduk serta praktek standar merutinkan sebagian besar prosedur dan aktivitas kelas terlihat menjadi strategi yang dapat dipertanggung jawabkan untuk mengimbangi keadaan yang genting tata tertib kelas
  6. Kunci untuk sukses guru dalam pengelolaan kelas adalah pemahaman mereka terhadap konfigurasi kejadian yang mungkin, dan keterampilan guru dalam memantau dan membimbing aktivitas dalam terang informasi ini.

Untuk mendislipinkan kelas, guru harus selalu mempunyai kesadaran akan apa yang terjadi dalam seluruh kelas, selalu mempunyai perhatian kepada keseluruhan siswa, dan selalu mencermati dan mewasdai terhadap perilaku yang secara potensial menyimpang. Hal ini berarti menuntut guru untuk mempunyai kemampuan untuk melakukan lebih dari satu aktivitas pada saat bersamaan. Pencegahan lebih daripada intervensi adalah kunci disiplin yang efektif.

Bagaimanapun, disiplin kaku (tegas) adalah populer di kalangan guru, karena memberikan perangkat prosedur yang pasti bagi guru untuk mengontrol. Disiplin kaku mendasarkan pada pemikiran teacher-centered bahwa guru harus menguasai kelas dan tidak ada siswa yang berhak untuk campur tangan dengan pengajaran kelas. Model disiplin ini menetapkan sebelumnya perhargaan terhadap perilaku patuh dan hukuman terhadap perilaku menyimpang. Dengan demikian, model disiplin ini lebih menekankan penghargaan dan hukuman dan kurang menekankan bantuan terhadap siswa untuk memahami alasan yang melandasi aturan, sehingga lebih menekankan penetapan kontrol pemaksa eksternal terhadap masalah perilaku daripada diagnosis penyebab dan perlakuan melalui strategi perubahan jangka panjang.

Beberapa identifikasi praktek guru manajer efektif yang membedakannya dari guru manajer yang tak efektif adalah:

  1. Penyampaian aturan dan prosedur kepada siswa. Guru manajer yang lebih baik lebih eksplisit tentang perilaku apa yang diinginkan.
  2. Pemantauan kepatuhan siswa terhadap aturan. Guru yang efektif mencatat dan menghargai tumbuhnya awal setiap kebiasaan perilaku kelas yang diharapkan.
  3. Pengembangan akuntabilitas kerja siswa. Guru manajer yang lebih efektif mempunyai sistem akuntabilitas yang lebih kuat dan lebih detail.
  4. Pengkomunikasian informasi. Guru manajer yang efektif lebih berhasil dalam menyajikan informasi secara jelas, dalam memberikan arahan, dan dalam menyatakan tujuan.
  5. Pengorganisasian pengajaran. Guru manajer yang efektif menghabiskan waktu sedikit dalam aktivitas mereka sendiri dan menyediakan waktu yang lebih banyak untuk tugasnya.

Berikut adalah unsur-unsur pengelolaan kelas yang efektif:

  1. Menggunakan waktu seefisien mungkin.
  2. Mengimplementasikan strategi kelompok tingkat tinggi untuk yang terlibat dan tingkat rendah untuk yang menyimpang.
  3. Memilih format pelajaran dan tugas-tugas akademik yang kondusif untuk keterlibatan siswa yang tinggi
  4. Mengkomunikasikan dengan jelas aturan partisipasi.
  5. Mencegah masalah dengan mengimplementasikan suatu sistem pada awal tahun sekolah.

Penghargaan yang nyata cenderung memberikan efek positif sesaat, tetapi seringkali menghasilkan efek negatif jangka panjang. Pada pihak lain, kondisi kelas yang memberi siswa pengalaman berhasil secara akademik dan sosial cenderung mengurangi masalah disiplin. Kecuali itu, hukuman pada dirinya sendiri bersifat tidak efektif. Hanya bila hukuman secara jelas berkait dengan perilaku menyimpang dan diketahui demikian oleh siswa dapat memberikan efek yang diharapkan.

Pencegahan dalam bentuk pengelolaan kelas proaktif mempunyai potensi lebih besar untuk menghasilkan kondisi kelas optimum daripada remediasi. Pengelolaan kelas proaktif bersifat lebih mencegah daripada reaktif, mengintegrasikan perilaku guru untuk pengajaran dan pengelolaan kelas, dan mengarah pada dinamika kelompok lebih daripada perilaku individual. Penggunaan metode pengelolaan kelas proaktif akan menciptakan lingkungan belajar yang positif yang mendorong perilaku produktif, sebaliknya intervensi pengubahan perilaku akan membatasi efektivitas jangka panjang.

PENERAPAN PRAKTIS 

            Kelas yang dicirikan oleh suasana positif dan secara akademik memotivasi siswa adalah kelas di mana perilaku menyimpang jarang terjadi. Disiplin selalu merupakan persoalan yang tidak pernah mempunyai penyelesaian akhir. Hanya prinsip-prinsipnya akan tetap konstan, penerapannya akan selalu bervariasi karena faktor-faktor dan kondisi kelas bervariasi.

Disiplin adalah kecenderungan siswa untuk mematuhi harapan guru dalam berperilaku. Karena itu disiplin adalah seperangkat kondisi dinamik yang ada dalam diri siswa, individual maupun kolektif, yang dinampakkan dalam kelas dalam batas-batas ketertiban dan kepantasan. Disiplin bukanlah sesuatu yang guru kerjakan dalam arti bahwa guru mendisiplinkan siswa. Menggunakan “disiplin” sebagai kata kerja berarti mengacaukannya dengan tindakan guru mengontrol dan menghukum. Hubungan suasana dan motivasi dengan disiplin menjadi lebih jelas dengan menyadari bahwa perilaku siswa sebagian besar dipengaruhi oleh kualitas suasana dan tingkat motivasi mereka. Disiplin diperumit lebih lanjut oleh aspek emosionalnya, khususnya dalam kasus intervensi guru dengan ketidakterimaan siswa

1 comments

  1. Admiring the persistence you put into your site and in depth information you present. It’s great to come across a blog every once in a while that isn’t the same unwanted rehashed information. Great read! I’ve bookmarked your site and I’m adding your RSS feeds to my Google account.

Tinggalkan Balasan

Your email address will not be published.

*

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Translate »