I-SETS’ LEARNING

Learning I-SETS (Islamic, Science, Environment, Technology, and Society) is an enhancement of  SETS learning. In this studyteaching and learning process while providing the material as a material science major, but it will also be considered and added to the environment, technology and society in connection with the material being taught, do not miss  Islamic values ​​contained in the learning, so in addition to acquire knowledge and techology, students also learn the value of existing Islam.
 
The concept of I-SETS learning is not much different SETS learning, just add the value of Islamin linking the four elements of SETS. Picture of the relationship I-SETS components are as follows:

I-SETS own learning has the following characteristics:
  • Continued emphasis on the subject of learning and thinking linking learners to think about the technology and benefits to society and the impact on the environment
  • Participants are invited students to think about the concept of Islamic values ​​in accordance with the subject of existing learning
  • Learners are required to link the benefits of learning materials with relation to technology that does not conflict with Islamic values
  • Learners are required to seek the benefit of learning materials to the public and the environment that promote Islamic values

Ayah / Abah / Bapak

Suatu ketika, ada seorang anak wanita yang bertanya kepada Ayahnya, tatkala tanpa sengaja dia melihat Ayahnya sedang mengusap wajahnya yang mulai berkerut-merut dengan badannya yang terbungkuk-bungkuk, disertai suara batuk-batuknya.Anak wanita itu bertanya pada ayahnya : “Ayah, mengapa wajah Ayah kian berkerut-merut dengan badan Ayah yang kian hari kian terbungkuk ?” Demikian pertanyaannya, ketika Ayahnya sedang santai di beranda.

Ayahnya menjawab : “Sebab aku Laki-laki.” Itulah jawaban Ayahnya. Anak wanita itu bergumam : “Aku tidak mengerti.” Dengan kerut-kening karena jawaban Ayahnya membuatnya tercenung rasa penasaran.

Ayahnya hanya tersenyum, lalu dibelainya rambut anak wanita itu, terus menepuk-nepuk bahunya, kemudian Ayahnya mengatakan : “Anakku, kamu memang belum mengerti tentang Laki-laki.” Demikian bisik Ayahnya, yang membuat anak wanita itu tambah kebingungan.

Teruskan membaca

Anugerah Terindah

Ringkih dan renta karena ditelan usia, namun tampak tegar dan bahagia. Ikhlas, memancarkan selaksa cinta penuh makna yang membias dari guratan keriput di wajah. Tiada yang berubah sejak saat dalam buaian, hingga sekarang mahkota putih tampak anggun menghiasinya. Dekapannya pun tak berubah, luruh memberikan kenyamanan dan kehangatan.

Jemari itu memang tak lagi lentik, namun selalu fasih menyulam kata pinta, membaluri sekujur tubuh dengan do’a-do’a. Kaki tampak payah, tak mampu menopang tubuhnya. Telapak tempat surga itu pun penuh bekas darah bernanah, simbol perjuangan menapak sulitnya kehidupan.

Ibunda…
Adakah saat ini kita terenyuh mengenangkannya? Ia adalah sebuah anugerah terindah yang dimiliki setiap manusia. Sejak dalam rahim, betapa cinta itu tak putus-putusnya mengalirkan kasih yang tak bertepi. Hingga kerelaan, keikhlasan dan kesabaran selama 9 bulan pun bagai menuai pahala seorang prajurit yang sedang berpuasa, namun tetap berperang di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Teruskan membaca

Cinta Ibu

Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada–Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu.” 
(QS. Luqman : 14)
—————————————————————————————————————————————————–
Dalam ayat tersebut, Allah perintahkan kapada kita kewajiban berbuat baik kepada kedua orang tua. Lebih lanjut diisyaratkan pengorbanan seorang ibu. Bila dijabarkan, pengorbanan ibu tidak hanya sekedar mengandung, menyusui, lalu menyapih, tapi ada peran lain yang harus ‘dimainkan’ yaitu peran membesarkan anaknya. Walaupun sudah lepas dari tugasnya, perasaan ibu  tidak  akan  tenang  sebelum anaknya  dewasa,  hingga membina rumah tangga. Maka   wajarlah   jika   ada   ungkapan,   kasih  ibu  tidak  lekang dimakan zaman. Pengorbanan lain seorang ibu tergambar jelas dalam perhatian dan keprihatinannya. Bila anaknya sakit, maka ia pun merasakan sakit. Bila anaknya tidak mau makan, sang ibu bersikeras ada satu, dua suap nasi yang masuk. Bila anaknya merengek minta uang, ibu berusaha mendapatkannya meski harus pinjam sana – pinjam sini. Semua ibu lakukan atas dasar kasih sayang bagi anaknya. Teruskan membaca

Kisah Lima Perkara Aneh

Abu Laits as-Samarqandi adalah seorang ahli fiqh yang masyur. Suatu ketika dia pernah berkata, ayahku menceritakan bahwa antara Nabi-nabi yang bukan Rasul ada menerima wahyu dalam bentuk mimpi dan ada yang hanya mendengar suara.
Maka salah seorang Nabi yang menerima wahyu melalui mimpi itu, pada suatu malam bermimpi diperintahkan yang berbunyi, “Esok engkau dikehendaki keluar dari rumah pada waktu pagi menghala ke barat. Engkau dikehendaki berbuat, pertama; apa yang engkau lihat (hadapi)  maka makanlah, kedua; engkau sembunyikan, ketiga; engkau terimalah, keempat; jangan engkau putuskan harapan, yang kelima; larilah engkau dari padanya.”
Pada keesokan harinya, Nabi itu pun keluar dari rumahnya menuju ke barat dan kebetulan yang pertama dihadapinya ialah sebuah bukit besar berwarna hitam. Nabi itu kebingungan sambil berkata, “Aku di-perintahkan memakan pertama aku hadapi, tapi sungguh aneh sesuatu yang mustahil yang tidak dapat dilaksanakan.”
Teruskan membaca
Translate »